Minggu, 04 April 2010

Para Ahli Islam dalam Bidang Kedokteran

Ilmu Kedokteran dalam Islam
Artikel ditandai dengan dunia kedokteran muslim

utama_dokter_ed45Bagi penggemar acara teve Oprah Show pasti sosok Mehmet C. Oz tidak asing lagi. Dokter bedah jantung Muslim yang terkenal cerdas dan masuk dalam “100 Tokoh Berpengaruh di Dunia” versi majalah Times ini kerap jadi dokter kepercayaan pesohor dunia layar kaca ini dalam acaranya. Tentu saja kita sebagai umat Islam bangga memiliki saudara seiman yang dapat berhasil menjadi dokter terpercaya di negara adi daya seperti Amerika.

Sebetulnya ilmu kedokteran bukan ilmu yang terlalu asing dalam Islam. Ilmu ini telah dikembangkan oleh para ilmuwan Muslim pada masa kejayaan Islam di abad ke-2 hingga abad ke-7 H. Walaupun kemudian disebut dengan Ilmu Kedokteran Islam, namun ilmu ini bukanlah ilmu yang seluruhnya berasal dari Islam. Ilmu ini dikembangkan oleh ilmuwan Muslim berdasarkan warisan intelektual sebelum Islam, yang berasal dari Yunani, Persia, India, dan negara lain yang saat itu memiliki interaksi kuat dengan dunia Islam.

Pada sekitar abad ke-9 hingga ke-13, dunia kedokteran Islam berkembang begitu pesat. Sejumlah rumahsakit besar berdiri. Tidak hanya tempat perawatan dan pengobatan, namun juga sekolah kedokteran Islam pertama pun didirikan di Persia bernama Jindi Shapur. Salah satu sahabat Nabi Saw, Haris bin Kaladah, juga merupakan lulusan dari sekolah kedokteran tersebut. Nabi Saw menganjurkan para pengikutnya untuk mempelajari hal-hal keduniaan, termasuk ilmu kedokteran, bahkan Beliau memiliki beberapa resep kesehatan yang oleh sebagian ulama kemudian dikembangkan menjadi kedokteran Nabi, atau at-Tibb an-Nabawi.

Beberapa tokoh di bidang Ilmu Kedokteran Islam yang lain, yaitu:

At-Tabari
At-Tabari adalah penulis buku Firdaus al-Hikmah [Taman Hikmah] pada tahun 850 yang merupakan pengarang pertama dalam kedokteran Islam. Karyanya ini memiliki nilai khusus dalam bidang patologi, farmakologi, dan diet, serta menggambarkan sifat sintesis aliran kedokteran baru yang mulai menjelma saat itu.

Ar-Razi
Nama lengkapnya adalah Muhammad bin Zakaria ar-Razi, yang di Barat lebih dikenal dengan nama Rhazes. Sumbangannya dalam dunia kedokteran sangat bernilai. Bahkan orang menyebut tabib yang juga filsuf ini sebagai tabib terbesar yang dimiliki Islam. Ia mendirikan sebuah rumahsakit terbesar di Baghdad dan dikenal karena kontribusinya yang besar dalam penelitian tentang penyakit cacar.

Ibnu Sina
Tokoh lain yang tak kalah penting adalah Ibnu Sina. Selain sebagai tabib dan filsuf, Ibnu Sina memiliki karya besar yang mewakili dua disiplin ilmu yang digelutinya, yakni al-Qânûn fi at Tibb dalam bidang kedokteran dan asy Syifâ’ dalam bidang filsafat. Kedua karyanya menempatkannya sebagai ilmuwan terbaik dalam bidang kedokteran dan filsafat.

Ibnu Rusdy atau Averroes
Dokter kelahiran Granada, Spanyol ini sangat dikagumi di Eropa. Kontribusinya dalam dunia kedokteran Islam tercantum dalam karyanya berjudul Al-Kulliyat fi al-Tibb [Colliyet]. Buku ini berisi rangkuman ilmu kedokteran.

Al Zahrawi
Di Barat lebih dikenal dengan nama Abulcasis. Ia adalah ahli bedah terkemuka di Arab. Al-Zahrawi menempuh pendidikan di Universitas Cordoba. Dia menjadi dokter istana pada masa Khalifah Abdel Rahman III. Sebagian besar hidupnya didesikasikan untuk menulis buku-buku kedokteran dan khususnya masalah bedah. « [esthi] – foto: google.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar